Identitas:
Judul: Ayahku (Bukan) Pembohong
Penulis:Tere - Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis :
Suatu hari, hiduplah seorang ayah dan anak yang bernama Dam. Dam
adalah salah satu anak yang dibesarkan oleh cerita dongeng dan dengan
mudah nya ia pun percaya dengan segala dongeng yang diceritakan Sang
Ayah.
Sang Ayah menceritakan mulai dari tentang
kedekatan nya dengan pemain sepakbola dengan nomor punggung sepuluh “El
Capitano! El Prince”, surat menyurat dengan pemain bola tersebut,
mendapat apel emas dari lembah bukhara, berteman baik dengan Si Raja
Tidur.
Tetapi, suatu hari saat Dam bersekolah di
Akademi Gajah, ia menemukan buku dongeng “Lembah Bukhara” di
perpustakaan sekolah. Dam teringat pada cerita Sang Ayah. Akhirnya ia
menyadari bahwa ia tertipu oleh Sang Ayah atas cerita yang diberikan.
Dari sejak saat itu, Dam tidak mau mempercayai lagi cerita yang Sang
Ayah berikan. Cukup baginya tertipu terus menerus. Akhirnya sejak itu,
hubungan Dam dan Sang Yah mulai renggang.
Setelah
bertahun-tahun kemudian, akhirnya Dam menikah dan dikaruniai dua anak
laki-laki yang bernama Zas dan Qon. Dam berusaha menjauhkan anak-anaknya
dari Sang Ayah agar tidak mendengarkan cerita bohong nya itu. Tetapi
semua itu sulit, Sang Ayah memang pandai bercerita.
Sekarang
Sang Ayah sudah tua, sudah memiliki dua cucu, tetapi Dam masih kesal
dengan cerita-cerita bohong itu. Sang Ayah sudah tinggal bersama Dam
selama 6 bulan, tetapi Dam masih tidak peduli dengan Sang Ayah. Hingga
suatu hari Sang Ayah jatuh sakit. Dam mulai menyadari bahwa Sang Ayah
membutuhkan nya. Dam pun menyesal selama ini sudah tidak peduli terhadap
Sang Ayah.
Beberapa hari kemudian sejak jatuh sakit,
akhirnya Sang Ayah meninggalkan Dam lebih cepat. Keesokan harinya, Sang
Ayah pun dimakankan. Antrean pelayat mengulur panjang. Tak disangka Sang
Pemain bola nomor sepuluh datang ke pemakaman Sang Ayah. Bukan hanya
pemain no sepuluh saja yang datang, tetapi semua tokoh yang Sang Ayah
ceritakan benar-benar datang. Bahkan Sang Kapten mengatakan bahwa ia
sangat dekat dengan Sang Ayah, ia menyesal tidak pernah menemui Sang
Ayah lagi setelah beberapa waktu. Saat itu akhirnya Dam mendapat
kebenaran, bahwa Sang Ayah bukan pembohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar